Thursday, January 11, 2007

Episode 9: I Want You Back

"Egaaa!! Ya ampuuun ga!!!" Dodo berteriak. Rasa rindunya memuncak. Ingin rasanya ia memberikan pelukan hangat.

"Hai Do.." Ega tersenyum manis. "EEhh.. eh.. apaan tuh??" Ia menghindari pelukan Dodo, karena melihat sesuatu yang dikenalnya. Sesuatu yang tergenggam di tangan Dodo.

Dodo melihat tangannya. Kemudian membentangkan barang itu di depannya. Barang berwarna merah itu terbuat dari kain, berbentuk dua buah segitiga, dengan tali kecil yang menghubungkan satu segitiga dengan segitiga lainnya.

"G-String Do??!" Yaka berteriak terheran. Mengapa bocah lugu ini mendapatkan barang seperti itu. "Dapet dari mana??"
"Duh! Ini.. punya.. itu.. itu.." Dodo bingung menjelaskannya. Nama perempuan itu saja dia tidak tahu. Dodo berbalik dan berlari. Baru beberapa meter dia berhenti. Percuma untuk kembali. Toh perempuan itu tidak akan menunggu di sana hanya untuk sebuah G-String. Bisa bisa dia dicap sebagai pria dengan kelainan seksual.

Ini toohh yang namanya G-String.

Dikantonginya benda keramat itu dan kembali ke mobil. Di perjalanan, semuanya diceritakan dan semua orang tertawa.

"Jadi, kenapa lo balik Ga?" Dodo bertanya.
"S2 kita udah kelar. Jadi buat apa lagi kita lama-lama di sana?" ujarnya
"Selain itu, kita mempersiapkan pernikahan kita." Dewo mencoba membuka percakapan. Ega hanya tersenyum.
"Heeeee? Nikah?" Dodo dan Yaka terkejut tak percaya.

"O iya, kenalin Do. Ini mas Dewo." Ega mengenalkan pasangannya itu ke Dodo.
"Beneran Ga?" Yaka masih saja ingin mendengar pernyataan itu sekali lagi.
Ega hanya mengangguk. Ia menggamit tangan pasangannya. Mencoba mencari secercah kenyamanan untuk menenangkan hati gelisahnya.

"Aelah Ga. Koq cepet banget sih?" Dodo protes. Berita ini terlalu mengejutkan baginya. "Patah hati deh gw. Elo gimana, Ka?" Dodo berusaha mencari dukungan dari karibnya itu.
Yaka tersenyum. "Iya nih. Koq ga ngasih tau kita dulu sih, Ga?"

Ega diam. Tidak ada alasan yang terlontar dari mulutnya. Digamitnya tangan Dewo lebih erat lagi.
"Tenang masih lama koq. Tujuh bulan lagi." Dewo mencoba menenangkan dua sahabat kekasihnya itu.
"Tujuh bulan mah kagak lama lagi, wo!" Dodo memberikan pandangannya.

Ega tak ingin mendengar, ia hanya ingin menikmati pemandangan Jakarta yang berubah banyak setelah 7 tahun ia tinggalkan. Ia biarkan kekasihnya menyatu bersama timpalan-timpalan, celetukan, dan kata-kata konyol sahabatnya.

Tak lama kemudian mobil itu berhenti di sebuah rumah.
"Udah nyampe. Next destination, rumah Dodo. Kapan-kapan mampir ke rumah gw yah Wo!" Dodo mencoba menirukan suara tante-tante di bus Trans Jakarta.

Pasangan itu beranjak keluar. "Ga mampir?" tanya Ega.
"Besok aja deh. Lo juga masih capek kan?" Yaka mencoba memahami perasaan sahabatnya itu.
"OK deh. Sampai besok dutz". Ega mengelus perut seksi Dodo dan beranjak keluar. "Ati-ati yah Ka," kemudian ia menutup pintu mobil.

"Ega berubah yah Ka?" tanya Dodo.
"Tambah cantik?"
"Bukan, banyak diem aja. Ga kayak dulu." Dodo mencoba menerangkan. Ada sedikit kekecewaan diwajahnya. "Jadi sepi euy,"
"Ah, lagi capek kali Do," Yaka mencoba menghibur sahabatnya itu. "Eh setel radio aja biar ga sepi.."
"Ho oh"

Mobil itu kemudian meluncur dengan cepat, seiring dengan bunyi musik yang berdentam.
"Ka!!! Ngebut lagi, lo gw kebiri!!!"
"Pssst.. Eh gedein dong Do, radionya.. "

But someone picked you from the bunch
one glance was all it took
Now it's much too late for me to take a second look

Oh baby give me one more chance
Won't you please let me
Oh darlin' I was blind to let you go
But now since I see you in his arms

Yes I do now
Ooh ooh baby
Ya ya ya ya
Na na na na



-**-

No comments: