Friday, February 09, 2007

Episode 12: Plesir

"Iya.. iya.. besok pagi aku ke tempatmu."
Mau kujemput?
"Ga usah, kayak anak kecil ajah"
Ok deh. Take care, honey.
"OK. Love you.."

click!

Mobil itu sudah melaju di lengangnya jalan Jakarta pada akhir pekan.

"Ciieh absen nih pagi-pagi.." Dodo menyindir gadis yang duduk di belakangnya. Siapa lagi? Ega tentunya.
"Makanya cari pacar dong, Do... biar ada yang ngabsenin.." Ega balas meledek.
"Males ah.. Gw pan paling muda di sini. Ga boleh ngelangkain.. pamali.." Edo menatap sahabatnya yang tengah berkonsentrasi mengendalikan kemudi supaya balik jalannya hei..
Sejenak suasana diam.

"Siapa? Gw?" Yaka menoleh sekejap.
"Kagak. Itu si Rano Karno. Ya elo lah.. dodol!!!"
Yaka tertawa. Ia menatap spion tengah mobilnya. Menangkap wajah ayu yang sedang terkekeh di belakang. " Gw nunggu janda aja kali yah.. Lebih enak"

Ada perasaan tak enak yang muncul di wajah Ega.
"Sarap lo ka.. Demen koq sama barang seken" Dodo tertawa.. "Siapa nih? Dessy Ratnasari, atau Laila Sari?
Semuanya terbahak. Tanpa disadari mereka sudah sampai ke tempat tujuan.

"Monas??" Dodo dan Ega sama-sama terperanjat.
"Yup. Emangnya kenapa? Gengsi sama monas?" Yaka bertanya
"Engga si ka.. Cuman kan gw juga udah tau yang namanya monas." Ega mencoba menjelaskan. "Kenapa ga ke itu aja sih... ehm.. Taman Anggrek yah? Kan lebih romantis.." Ega mengerling genit..
"Hah?" Dodo kaget. "Itu mall loh Ga"
Ega ga kalah terkejut.. "Ealah.. mall tho. Gw pikir taman bunga. Pantes agak2 heran aja, gimana bisa tuh taman muncul di Jakarta"
"Udahlah.. Yuk turun.." Yaka mencoba menyudahi perdebatan itu.

Mereka turun dari mobil. Ega mencoba mengamati sekeliling. Mencari perbedaan Monas masa kini dengan monas yang ditinggalkannya tujuh tahun yang lalu. Banyak juga. Setidaknya air mancur yang bergerak-gerak itu dulu belum ada.

"Aih.... lucu banget kijangnya.." Ega terpana melihat kawanan kijang.
"Yoi. Diboyong dari Bogor noh." Dodo mencoba menjelaskan.
Ega berputar layaknya balerina. Yaka yang baru saja datang, menghampirinya.

"Itu yang namanya Busway?" Ega menunjuk sebuah bus di luar Monas yang berjalan mengikuti sebuah jalur.
"Yes." Yaka menyahut. "Kebanggaan Jakarta". Dia mengedipkan matanya. "Lo tunggu di sini dulu yah. Mau beli tiket"

Yaka berjalan meninggalkan Ega ketika Dodo menghampirinya. "Kagak lagi Ga, kebanggaan Gubernur Jakarta," gantian Dodo yang berkedip.
Ega tersenyum. Tak peduli. Kebanggaan Jakarta atau Gubernurnya, yang jelas ia amat merindukan kotanya ini.

DUK!
"Aduh!!!" Ega terkejut. Badannya terhuyung karena tertabrak oleh sesuatu.
"Jambreeet!!!!"

-**-

Episode 11: 7:30

Tok tok tok!

Dubrak!

"Masya Allah, ada mesin giling nabrak!" Ega berteriak kaget. Mimpi apa dia semalam diseruduk sing baurekso di kamarnya sendiri.
"Uugh.. Tuh salahin artis kita, ga!" Dodo menggerutu. "Sepagi ini, gw udah diciduk buat ke sini."
Dodo terhuyung, hingga ia membantingkan tubuhnya di kasur. Tak lama kemudian, Yaka muncul.

"Ngapain sih, Ka?" Ega bertanya terheran.
"Gak tau apa, jam segini gw harusnya masih mimpiin Nova Eliza" Dodo masih saja menggerutu.
Ega tersenyum geli melihat sahabatnya yang besar itu. Serta merta di-"smackdown"-nya Dodo, dan dicubitnya kedua pipi tembem itu.

"Jam berapa chubby? Jam setengah lapan nih.. Malu sama Ayam!" Ega tertawa kecil. Ia berbaring di sebelah Dodo. Yaka pun menyusul berbaring di sampingnya.
Dodo masih membela diri . "Harusnya ayam yang malu lagi. Lah pagi-pagi ga pake baju udah teriak-teriak.." sahutnya, sambil membenamkan muka di antara bantal-bantal.

Yang lainnya tertawa.
"Udah lama kita gak begini yah?" Yaka merasakan kembali kenangan 7 tahun yang lalu. Kenangan saat mereka masih sama-sama dibangku SMA.
"Ho oh. Eh.. tapi bilang dong, ada apaan sih, pagi-pagi dah pada ngungsi ke sini?" Ega memandang Yaka penasaran.
"Kangen," Yaka mencoba untuk menatap perempuan disampingnya itu lebih dalam.
"ABCD," Ega membalikkan badannya.

Suasana menjadi hening.

"Gw pengen ngajak lo jalan-jalan keliling Jakarta. Kan lo udah lama ga balik." Yaka mencoba memecah kesunyian.
Ega bangun dari tidurnya. "Wah asik tuh. Mau kemana kita?"

Yaka tersenyum. "Pokoknya ada deh.. Yang penting mandi dulu sanah.."
"Enak aja.. udah kalii.."
"Koq masih bau?" Yaka mengendus-endus. Mencari asal bau kecut itu.

Keduanya berteriak.. "Dodo!!!!!"

Tidak ada jawaban.

Keduanya berteriak.. "Dodo!!!!!"

"Grroook"

Tidak ada ampun lagi. Mereka menyeret Dodo dengan paksa. Dan akhirnya, secara kompak dan sukses, mereka berhasil menggiring Dodo ke kamar mandi.

"Gila tuh anak pagi-pagi udah ngajakin angkat beban," napas Ega terputus-putus. Rasanya habis mengangkut 5 karung beras bolak balik.
"Hhhh. hhh.. Punya dua orang lagi temen kayak gitu, Ga, wah ga sanggup deh" balas Yaka. Bulir-bulir keringat mulai nampak di dahinya. "Tissue dong.."

"Tuh.." Ega menunjuk dengan kepalanya. Tangannya sibuk menepuk-nepuk mukanya dengan bedak. "By the way, ka, ga syuting?"
"Nope, minggu libur"
Ega menghentikan kegiatannya dan berbalik. "Ga malem mingguan nih?" alisnya terangkat seolah menggoda. Kemudian ia kembali lagi ke urusan bedaknya.

"Pacar maksudnya?" tanya Yaka.
Ega mengangguk.

"Susah carinya Ga"
"Koq?" kali ini Ega memoles bibirnya dengan lip gloss.. "Lo kan artis. Seharusnya jadi simple buat lo"
"Kebalik. Malah susah dong." Yaka duduk di ranjang, tidak jauh dari meja rias Ega. "Mana yang bener-bener suka karena seorang Rayaka Untara. Bukan Bisma Rakaya?"
Dia..... bener-bener berubah..

Ega menggeret laci mejanya. Mengeluarkan seluruh koleksi aksesorisnya.
"Emang lo pengen yang kayak apa?" ia mulai memantas-mantaskan aksesoris dengan dirinya di depan cermin itu.

"Hmm.. apa yah? Ga tau juga. Masalah chemistry sih." Yaka menghampiri sahabatnya itu. "Yang jelas, kalo gw udah merasa beruntung banget mendapatkan dia sebagai teman hidup, itulah jodoh gw".
Ega tercenung.

"Pake ini aja. Cantik," Yaka memungut satu aksesoris.
"Eh, kenapa kemaren langsung sign off?" tanyanya sambil memasangkan aksesoris itu di leher jenjang Ega.

"Eh.. ehm.. tiba-tiba mati lampu" suara Ega tergetar..
"Oh.. Dah, selesai. Tuh kan cantik.." Yaka selesai memasangkannya. "Namanya apa si?"
Ega diam sejenak. Dia tersenyum.
Bener-bener ga berubah


"Jamrud," mukanya bersemu merah.

Yaka menunduk, mendekatkan bibirnya ke telinga perempuan cantik yang duduk di depannya
"Emerald...."

-**-

Friday, January 19, 2007

Episode 10: Chat

Ruangan itu remang-remang sunyi. Hanya ada suara ketikan keyboard yang menciptakan musik lincah di keheningan malam. Yaka sedang asyik dengan dunianya, ketika tiba-tiba sebuah YahooID menghangatkan dinginnya sepi. ID baru, namun terdengar tak asing baginya. emerald_ega.

--------------------------------------------
b1zm4r4y4k4: ini Ega?
emerald_ega: Siapa lagi..?
b1zm4r4y4k4: Hehehehe.. :P Koq lo tau YM gw?
emerald_ega: Elo gitu loh ka..
emerald_ega: Siapa si yang gak kenal sama lo?
emerald_ega: Gw tanya aja om gw..
b1zm4r4y4k4: Om..?
b1zm4r4y4k4: Om.. siapa?
emerald_ega: Om Google.. hihihihi :))
b1zm4r4y4k4: Halah!
emerald_ega: bismarayaka.blogspot.com
emerald_ega: ciiehh.. artis nih...
b1zm4r4y4k4: Hehehehehe...
b1zm4r4y4k4: Jadi malu nih
emerald_ega: Koq lo ga cerita si??
b1zm4r4y4k4: Sama kan kayak lo.
b1zm4r4y4k4: Gak cerita soal rencana lo itu..
b1zm4r4y4k4: Nikah
b1zm4r4y4k4: Ga?
b1zm4r4y4k4: Halo?
b1zm4r4y4k4: BUZZ
emerald_ega: Jadi ngebales ni??
emerald_ega: Huuu... Satu sama deh..
emerald_ega: Weeeks
b1zm4r4y4k4: Hahahaha... :))
b1zm4r4y4k4: Eh, ga tidur?
emerald_ega: Belum ngantuk..
b1zm4r4y4k4: Biasanya orang habis naik pesawat jet lag..
emerald_ega: Ah ga juga, biasa aja lagi
emerald_ega: :P
b1zm4r4y4k4: Iya deh...
emerald_ega: Ka.. ka..
b1zm4r4y4k4: Ga.. ga...
emerald_ega: Apa?
emerald_ega: Kenapa?
b1zm4r4y4k4: Loh, kan tadi manggil, ya dibales manggil lagi lah..
emerald_ega: Ih... dasar!
emerald_ega: Eh..
emerald_ega: Kenapa namanya musti ganti jadi Bisma?
b1zm4r4y4k4: Ehm.. kata manajer gw kurang komersil..
b1zm4r4y4k4: Nyokap gw yang ngusulin nama Bisma
emerald_ega: Padahal Rayaka Untara juga bagus koq ;).
b1zm4r4y4k4: Semoga aja bisa bijak. Ga jadi artis yang celamitan. Hehehehe :D
b1zm4r4y4k4: Eh, masa sih? :-/
emerald_ega: Oh hahahaha.. Iya beneran koq..
b1zm4r4y4k4: Terus lo kenapa juga make emerald?
b1zm4r4y4k4: Di sini yang namanya natasha tuh jadi gadis cantik iklan ponds gitu loh ga..
emerald_ega: Gw suka aja..
emerald_ega: Yeee.. jadi gw jelek nih.. [-)
b1zm4r4y4k4: Engga.. engga.. Makanya lo pake nama natasha aja. Lo kan cantik.
emerald_ega: Maaf ga ada recehan :P
b1zm4r4y4k4: Kita bisa gesek koq Bu.. :D "Di gesek juga bisa.." :P
emerald_ega: IIh Yaka.. Apaan sih?? Emangnya YZME? :P
b1zm4r4y4k4: Eh.. koq tau sih? Emangnya nyampe ke Hongkong beritanya?
b1zm4r4y4k4: Gila banget...!! :-O
emerald_ega: Ya tau lah.. Trio macan aja tau.
emerald_ega: Bokap gitu loh ka.. Kerja di kbri.
emerald_ega: Belum lagi ada internet....
emerald_ega: YZME : Yaka Zaini - Maria Ega kan?
emerald_ega: =))
b1zm4r4y4k4: MALAS!
b1zm4r4y4k4: ABCD
emerald_ega: ABCD? :-/
b1zm4r4y4k4: Belum pernah denger..?
emerald_ega: Belum.. emang apaan?
b1zm4r4y4k4: Aduh Bu' Cape Deh..
emerald_ega: Errr.....
emerald_ega: ABCDEFGH
b1zm4r4y4k4: Hah??
emerald_ega: Aduh Bapak Cape Deh Emang Fenting Gitu Hah??
b1zm4r4y4k4: =))
b1zm4r4y4k4: Lo masih smart aja yah Ga.. :)
emerald_ega: Baru berapa menit udah dua kali lo muji gw..
emerald_ega: Ayo.. sekali lagi dapet payung cantik :P
b1zm4r4y4k4: Hahahahahah :))
b1zm4r4y4k4: Eh, pertanyaan gw belum di jawab tuh..
emerald_ega: Yang mana?
b1zm4r4y4k4: Kenapa emerald?
b1zm4r4y4k4: Kayak telenovela aja
b1zm4r4y4k4: Esmeralda.. Hihihihi :D
emerald_ega: Loh.. kan udah di jawab.. Gw suka aja.
b1zm4r4y4k4: Oh iya yah.. :P
emerald_ega: Emerald artinya jamrud.
emerald_ega: Cantik. :)
emerald_ega: Indonesia aja dinamakan jamrud khatulistiwa.
b1zm4r4y4k4: Oh...
b1zm4r4y4k4: Iya..
b1zm4r4y4k4: Jamrud itu permata yang indah..
b1zm4r4y4k4: Tapi lebih indah lagi kalo dia diubah jadi perhiasan..
b1zm4r4y4k4: Menjadikan orang yang mengenakannya tampak cantik menawan.
b1zm4r4y4k4: Begitu juga elo..
b1zm4r4y4k4: Orang yang mendapatkan elo
b1zm4r4y4k4: Seperti orang yang mengenakan perhiasan bertahtakan jamrud.
b1zm4r4y4k4: Dewo beruntung memiliki elo.. ;)

emerald_ega is sign off


-**-

Thursday, January 11, 2007

Episode 9: I Want You Back

"Egaaa!! Ya ampuuun ga!!!" Dodo berteriak. Rasa rindunya memuncak. Ingin rasanya ia memberikan pelukan hangat.

"Hai Do.." Ega tersenyum manis. "EEhh.. eh.. apaan tuh??" Ia menghindari pelukan Dodo, karena melihat sesuatu yang dikenalnya. Sesuatu yang tergenggam di tangan Dodo.

Dodo melihat tangannya. Kemudian membentangkan barang itu di depannya. Barang berwarna merah itu terbuat dari kain, berbentuk dua buah segitiga, dengan tali kecil yang menghubungkan satu segitiga dengan segitiga lainnya.

"G-String Do??!" Yaka berteriak terheran. Mengapa bocah lugu ini mendapatkan barang seperti itu. "Dapet dari mana??"
"Duh! Ini.. punya.. itu.. itu.." Dodo bingung menjelaskannya. Nama perempuan itu saja dia tidak tahu. Dodo berbalik dan berlari. Baru beberapa meter dia berhenti. Percuma untuk kembali. Toh perempuan itu tidak akan menunggu di sana hanya untuk sebuah G-String. Bisa bisa dia dicap sebagai pria dengan kelainan seksual.

Ini toohh yang namanya G-String.

Dikantonginya benda keramat itu dan kembali ke mobil. Di perjalanan, semuanya diceritakan dan semua orang tertawa.

"Jadi, kenapa lo balik Ga?" Dodo bertanya.
"S2 kita udah kelar. Jadi buat apa lagi kita lama-lama di sana?" ujarnya
"Selain itu, kita mempersiapkan pernikahan kita." Dewo mencoba membuka percakapan. Ega hanya tersenyum.
"Heeeee? Nikah?" Dodo dan Yaka terkejut tak percaya.

"O iya, kenalin Do. Ini mas Dewo." Ega mengenalkan pasangannya itu ke Dodo.
"Beneran Ga?" Yaka masih saja ingin mendengar pernyataan itu sekali lagi.
Ega hanya mengangguk. Ia menggamit tangan pasangannya. Mencoba mencari secercah kenyamanan untuk menenangkan hati gelisahnya.

"Aelah Ga. Koq cepet banget sih?" Dodo protes. Berita ini terlalu mengejutkan baginya. "Patah hati deh gw. Elo gimana, Ka?" Dodo berusaha mencari dukungan dari karibnya itu.
Yaka tersenyum. "Iya nih. Koq ga ngasih tau kita dulu sih, Ga?"

Ega diam. Tidak ada alasan yang terlontar dari mulutnya. Digamitnya tangan Dewo lebih erat lagi.
"Tenang masih lama koq. Tujuh bulan lagi." Dewo mencoba menenangkan dua sahabat kekasihnya itu.
"Tujuh bulan mah kagak lama lagi, wo!" Dodo memberikan pandangannya.

Ega tak ingin mendengar, ia hanya ingin menikmati pemandangan Jakarta yang berubah banyak setelah 7 tahun ia tinggalkan. Ia biarkan kekasihnya menyatu bersama timpalan-timpalan, celetukan, dan kata-kata konyol sahabatnya.

Tak lama kemudian mobil itu berhenti di sebuah rumah.
"Udah nyampe. Next destination, rumah Dodo. Kapan-kapan mampir ke rumah gw yah Wo!" Dodo mencoba menirukan suara tante-tante di bus Trans Jakarta.

Pasangan itu beranjak keluar. "Ga mampir?" tanya Ega.
"Besok aja deh. Lo juga masih capek kan?" Yaka mencoba memahami perasaan sahabatnya itu.
"OK deh. Sampai besok dutz". Ega mengelus perut seksi Dodo dan beranjak keluar. "Ati-ati yah Ka," kemudian ia menutup pintu mobil.

"Ega berubah yah Ka?" tanya Dodo.
"Tambah cantik?"
"Bukan, banyak diem aja. Ga kayak dulu." Dodo mencoba menerangkan. Ada sedikit kekecewaan diwajahnya. "Jadi sepi euy,"
"Ah, lagi capek kali Do," Yaka mencoba menghibur sahabatnya itu. "Eh setel radio aja biar ga sepi.."
"Ho oh"

Mobil itu kemudian meluncur dengan cepat, seiring dengan bunyi musik yang berdentam.
"Ka!!! Ngebut lagi, lo gw kebiri!!!"
"Pssst.. Eh gedein dong Do, radionya.. "

But someone picked you from the bunch
one glance was all it took
Now it's much too late for me to take a second look

Oh baby give me one more chance
Won't you please let me
Oh darlin' I was blind to let you go
But now since I see you in his arms

Yes I do now
Ooh ooh baby
Ya ya ya ya
Na na na na



-**-

Sunday, January 07, 2007

Episode 8: Benda Itu Adalah...

Tangan Dodo digenggam oleh satpam Bandara yang rupanya sedikit enggan mengizinkan Dodo untuk masuk.

”Anu pak.. anu... mmm.. mau jemput orang,” sahut Dodo sambil agak nyengir.
”Anda keluarganya?”
”Bukan pak. Saya...”
”Sodaranya?”
”Bukaan pak, itu saya...”
”Pacarnya?”
”Waah... bukan..bukan pak”
”Anda bukan sopir taksi kan?”
”Bukaaaaaan Paaaak...... Saya sahabatnya”, sahut Dodo rada bete.
”Ooooo bilang dong dari tadi, saya kira supir taksi. Silahkan masuk dik”. Satpam itu cengengesan. Tampangnya puas ngerjain anak yang naif tak berdosa itu.

Dodo pun melangkah ke dalam sambil celingukan lagi.

Di dalam, Dodo melihat puluhan penumpang tengah mengantri untuk mengambil barang bagasinya masing-masing. Beberapa di antara penumpang membawa kereta dorong yang akan dipakai untuk ngangkut koper-koper mereka. Dodo berpikir cepat. Dia langsung celingukan mencari kereta dorong yang belum berpenghuni.

Aduh gak ada yang kosong lagih

Dodo kembali celingak-celinguk. Menjulurkan kepala, toleh kanan dan kiri. Di ujung sana ia melihat apa yang dicarinya.

Bukan, bukan Ega. Melainkan kereta dorong.

Segera saja Dodo menghampiri dan mendorong kereta dorong tersebut (ya iyaalah.. masa dipikul). Dengan berjalan setengah cepat Dodo membawa kereta dorong tersebut.

”Ehh ehh mas!! Itu kereta dorong saya!!” terdengar suara perempuan berteriak.
Fiiu fiiu. Dodo bersiul. Berusaha untuk mengacuhkan suara itu
Tidak mempan. Seorang perempuan keburu menghadangnya.

Hmm.. Cantik. Manis. Seksi? Dodo jarang menilai perempuan dari seksi atau tidaknya. Dia bahkan bingung definisi seksi sendiri itu seperti apa. Yang jelas perempuan dihadapannya begitu memukau bagi Dodo.

Perempuan itu menatap tajam pada Dodo. Seolah berteriak Kembalikan kereta dorongku, hai bedebah! Pria Jalang!

Sontak Dodo mendorong keretanya.

DUGH!

Dalam adegan lambat, kereta itu menabrak koper yang tengah berdiri tegak. Menjatuhkan koper dan menghamburkan isinya ke lantai.

”Yaaa aaampuuuun ...... kooooopeeeer guuuuee....”

Bujuuut. Dodo terkesiap. Tidak disangka tindakannya berakibat buruk. Ingin rasanya dia mengangkat celananya, mencopot sendalnya, agar bisa kabur secepat mungkin. Untung Dodo bukan orang seperti itu. Dia segera ikut membantu perempuan cantik tersebut mengumpulkan isi koper yang berserakan di lantai.

”Aduh maaf mbak, saya ga bermaksud....”
Perempuan itu menoleh, menatap tajam ke arah Dodo, lalu menghela nafas. Kemudian dia melanjutkan lagi mengumpulkan barangnya. Dari wajah perempuan tersebut Dodo dapat melihat kepenatan yang memancar dari tatapan matanya yang sayu, entah karena Dodo atau masalah lain yang sama sekali bukan urusannya.

Panggilan, kepada saudara Dodo.
Kepada saudara Dodo.
Ditunggu temannya di mobil.
Terima kasih.


Dodo tersadar akan tujuannya. Ega, ega dan ega. Dia berdiri. Kemudian kembali jongkok. Berdiri dan jongkok lagi. Perempuan itu melihatnya dengan aneh.

”Udah mas, saya gak pa pa kok”, ujar perempuan itu.
”Ooh.. iya..iya mbak, maaf saya terburu-buru, saya ditunggu teman saya....maaf..tadi saya bener-bener...”. Dodo gugup. Baru sekali ini dia merasa sebersalah ini.
”Iya, ga pa pa kok mas, udah ditunggu temennya kan”

Dodo mengangguk dan segera berlari kecil meninggalkan perempuan itu.

”Dik, pacarnya mana? Gak jadi landing ya? Kok keluarnya sendirian?” Tanya satpam yang tadi sambil cengengesan.
”Bodooooo amat !!!...........”

Dodo tidak peduli. Kesadarannya ia curahkan untuk bertemu Ega secepat mungkin. Yang tidak disadarinya adalah barang bukan miliknya yang masih digenggamnya erat-erat.

Dan barang itu adalah....

-**-

Tuesday, January 02, 2007

Episode 7: Ega

Bener. Yaka.

"Halo..." Yaka mencoba menyapa ramah.

Gak banyak berubah yah...

"Haloo??"
"Eh.. Hai Ka. Masih inget sama gw ga?"
"Hah? Ehmm..." Yaka mencoba mengingat, dimana dia bertemu wanita ini.
"Ega Ka! Natasha Vega!" wanita itu berusaha menjelaskan.

"Ya ampun, Ga! Elo.. elo.."
"Kenapa sama gw?"
"Eh, ga pa pa" Yaka jadi salah tingkah sendiri. 7 tahun berlalu, dan Ega, wanita yang sekarang berdiri di depannya berubah 180 derajat dibandingkan tahun-tahun ketika mereka masih bermain bersama.

"Eh, kenalin ka, ini Dewo". Pria yang digamit oleh Ega itu bernama Dewo. Perkenalan singkat menghasilkan sebuah kesimpulan yang nyata bahwa pria itu merupakan calon suami dari Ega.
"Udah ketemu Dodo?"
"Dodo?" Ega menggelengkan kepala...
"Loh?" Yaka heran. Seharusnya Dodo menemukan mereka lebih dulu.

.......
Panggilan, kepada saudara Dodo.
Kepada saudara Dodo.
Ditunggu temannya di mobil.
Terima kasih.

-**-

Episode 6: Bandara

Ega...!!! Ega...!!!
aduh gw kangen sama lo ga.. Gw pingin ketemu.....

Dodo terus berlari. Tak peduli perutnya yang menggelambir, bergerak ke kanan dan ke kiri. Tujuannya hanya satu. Bertemu sahabatnya secepat mungkin.

"Mampus gw. Yaka!!" sekejap dia melakukan rem mendadak. Cciiiiiittt!!! Ia menoleh ke belakang. Berharap melihat sosok sahabatnya itu berada di belakangnya.
Yap, Yaka masih berada jauuuuh di belakangnya. Lho, tapi koq dia tidak berlari?
Dilihatnya Yaka tengah berjuang melawan gerombolan laron yang mengepung Yaka dari segala penjuru.
“Ya ampun ka, gw doain lo selamet dari gerombolan pens lo itu, ” batin Dodo. Lalu dia berlari lagi.

Akhirnya dia sampai ke kerumunan orang-orang yang sedang menjemput kenalannya sama seperti Dodo. Tapi jelaslah beda. Dodo akan menemui Ega, sahabatnya yang sudah tujuh tahun tidak ditemuinya.

Dodo mulai celingukan dia nyari tanda-tanda bahwa pesawat yang ditunggunya telah mendarat dan mengeluarkan penumpang-penumpangnya. Dodo melihat seorang bapak yang tampak sedang menunggu sesuatu dari dalam bandara.

”Udah lama pak? Pesawatnya udah landing belum ya, Pak? Saya mau jemput sahabat saya nih, Pak.” tanya Dodo sambil senyam-senyum.
Orang yang ditanya menoleh. Tapi tidak ada jawaban. Dilihatnya Dodo dari ujung rambut sampe ke kakinya, kemudian menengok lagi ke arah bandara tanpa mempedulikannya.

Duilee ni bapak sombong bener sih? Ehmm.. apa mungkin gw kurang ramah kali yee??

Orang seperti Dodo pantang menyerah. Ditanyanya sang bapak sekali lagi. Kali ini dengan
penuh senyum ramah dan sopan-santun-gemah-ripah-lohjinawi-(loh?)
”Maap, Pak. Bapak lagi nunggu siapa yah kalo saya boleh tau? Pesawatnya sudah landing belum ya pak?”
Kali ini Dodo berusaha tersenyum semanis mungkin. Biarpun Dodo ini gak ganteng tapi senyumnya itu bisa dibilang manis banget. Tulus dari hati gitu. Bapak itu menoleh sekali lagi namun kali ini tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Tetap tanpa suara.

Beberapa saat kemudian dari dalam bandara keluar beberapa penumpang yang baru turun dari pesawat. Secara refleks Dodo dan sang bapak langsung melakukan scanning terhadap para penumpang tersebut.

Ega...Ega...Aduh mana sih. Tak disadari mulutnya komat kamit menyebutkan nama Ega.
"Pak ini bener kan pesawat GA 816 dari Hongkong?" Dodo mulai tidak sabar.
Sang Bapak malah pergi. Dodo terkesiap. Ia melihat sang bapak menghampiri seorang wanita cantik yang tampak sehabis berlibur dari suatu tempat wisata pantai. Gayanya yang stylish sempat memukau mata Dodo yang emang jarang ngeliat cewek cantik dan modis.

Woow.. Nyebut do..
”Taksi neng, Taks. A a’ bawa keun barang na ”, sang Bapak mulai bersuara..
”Halah, Sopir taksi tooh”, Dodo geli sendiri.

Dodo sadar bahwa untuk mencari Ega dari luar pasti agak sulit karena dia harus bersaing dengan supir-supir taksi yang mulai mempraktekkan ilmu marketing-nya masing-masing. Dia pun memutuskan untuk mencoba masuk ke dalam bandara. Setidaknya di dalam lebih luas dan dia bisa memberikan surprise buat Ega.

”Mau kemana dik?” seseorang mencengkeram tangannya.


-**-