Saturday, September 27, 2008

Episode 13: Jambret!!!

"Ga!! Kenapa?" Dodo berteriak.

Ega shock. Dodo tidak berpikir panjang lagi. Langsung saja ia berlari mengejar penjambret itu.

Apes banget si gw..
Ega meraba tangannya yang masih gemetar.
Lho.. Tas gw masih ada ko??Ega mencoba melihat dengan jelas. Dan benar tas jinjing itu masih melingkar di tangannya.

Ia menoleh ke kanan kiri, mencari asal jeritan tadi.

"Hff.. hff.. Shho rhi Gha. Guhh weh ghha ku wath.." Dodo kembali dengan terengah. Bulir-bulir keringat besar nampak di wajahnya.
"Bukan.. bukan gw Do.."
"Loh?" Dodo mencoba melihat dengan seksama. Benar. Bukan tas Ega. Lantas siapa?

Ia menoleh ke kanan kiri, mencari wanita malang itu.

Tak jauh darinya, tampak seorang perempuan muda yang sudah terduduk di lantai. Tertunduk dalam diam.

Ega dan Dodo berlari menghampirinya.

"Mbak ga papa kan?" tanya Ega. Naluri perempuannya merasakan kalo perempuan ini begitu takut.
"Ehm.. eh.. ga papa" perempuan itu tersadar dalam diamnya.

"Sabar yah mbak. Maaf tadi saya ga bisa ngejar" Dodo merasa bersalah.
"Kalo gitu kita minum dulu yuk.." Ega mencoba mengambil suatu keputusan. Menenangkan hati yang gelisah.

Perempuan itu berdiri. Ia tidak banyak bicara. Mungkin masih shock dengan kejadian yang baru saja dialaminya.

Loh.. Ini kan si....

Dodo melihatnya. Ia merasa pernah melihat wajah itu.

Ah udahlah.....

Mereka bertiga menepi menuju pedagang teh botol yang ada di sana. Tidak pernah terbayangkan oleh Ega hari ini harus menghadapi hal seperti ini. Hari pertamanya menikmati kota Jakarta. Hari pertama pula ia reguk kejamnya hidup di kota yang dirindukannya.

"Ini minum dulu, mbak.."
"Makasih yah mbak, mas. Saya tadi shock aja. " perempuan itu sudah mulai dapat mengatur emosinya.
Ega mengelus pundaknya, "Ga papa koq mbak. Kalo saya yang kena, pasti saya juga kayak gini." Ega melihat Yaka di kejauhan "Oiii Ka!!!" Ia melambai, memberi tanda.
"Lebih lagi mbak, kalo dia sampe nangis ngesot-ngesot di lantai" Dodo mencoba becanda. Perempuan itu tersenyum.
"Sialan lo, Do!"

Sayangnya keceriaan di wajah perempuan itu tidak berlangsung lama. "Ehm.. maaf.. saya boleh ehm.. pinjam uang?" suaranya tergugup. "Untuk ongkos pulang.." Sepertinya ia tidak enak untuk meminjam uang pada orang yang baru saja dikenalnya.

Yaka sampai menghampiri mereka.

"Loh?? Kayla???"


-**-

No comments: