Thursday, December 30, 2010

Episode 24: Cemburu

“Udah pulang?” tanya Dewo.
“He eh” Iya menatap dua buah lampu merah yang berasal dari mobil Yaka yang semakin mengecil. Hatinya kalut, apakah mas Dewo melihat mereka tadi?

Dewo menghampiri Ega dan memeluknya. Mereka laksana sepasang penari di bawah temaram cahaya bulan.

“Maaf yah udah bikin kamu repot dengan persiapan pernikahan kita,” Dewo mengecup keningnya.
“It’s OK honey. Ada Yaka juga yang nemenin aku,” Ega tersenyum manja.
“So, hari ini kamu cari apa aja?”
“Hmm.. apa yah? Cuman cari gaun aja. Belum ada yang cocok.” Ega mengenggam tangan Dewo yang keras.
“Sampe malam begini?”
“Ya enggak. Tadi nemenin Yaka shooting dulu. Terus baru ke tempat desainer.”
“Hoo...” Dewo bergumam penuh arti.
.....

Tiba-tiba Ega melepaskan pelukan tunangannya itu. Ada emosi meluap di dadanya. “Kamu cemburu yah?”
Dewo tersenyum, “Menurutmu bagaimana?”
“Ya dan tidak,”
“Maksudnya?” Dewo tidak mengerti.
“Ya, kamu cemburu. Tapi kamu nggak seharusnya cemburu,” nada Ega mulai tinggi.

Dewo mengenggam tangan Ega. Mengecupnya. “Sebagai calon suami, seharusnya aku nggak cemburu, gitu?” pertanyaan Dewo sungguh tenang dan dalam.
“Ya dan tidak,”
“Apa lagi sayang?” Dewo merangkul kembali wanita pencuri hatinya, tapi Ega menampiknya.
“Ya, kamu seharusnya cemburu. Tapi kamu nggak patut kayak gitu ke Yaka!” raut muka Ega mulai berlipat-lipat.

Semua sunyi. Tidak ada balasan dari Dewo. Ia hanya diam, menatap langit malam dan memeluk Ega yang tengah emosi.
“Kamu percaya sama aku dong, hon...” suara Ega mulai lirih. Ia seperti ingin menangis.
“I trust you.” Dewo meletakkan tangan tergenggam itu di dadanya. “I Love You” ia membisikkan kata itu ke telinga Ega.

Ega tersenyum getir. Malam ini, dua orang telah mempercayakan suatu hal yang amat berat untuk dibagi menjadi dua bagian yang sama besar. Hal yang ingin ia bagi, meskipun ia sendiri tak ingin terbagi. Cinta yang ia miliki, yang tertaut pada tiga hati.
-**-

No comments: